Berawal dari sebuah kegalauan, melihat keadaan tanah
kelahirannya diselimuti asap penderitaan. Melirik kesana begitu banyak oknum
pemerintah yang memainkan uang demi mempertebal kantongnya, melirik kesini
tampak jelas rakyat miskin yang membuat hidup di bawah kolong jembatan. Begitu
miris cuaca hidup ini, “apa yang sudah kita lakukan untuk negara ini?”,hati
yang bergumam. Apalagi jika melihat anak-anak kecil yang seharusnya duduk manis
memperhatikan sang guru namun itu mungkin sebuah mimpi bagi mereka yang sungguh
akan mereka wujudkan.
Mulailah
bangkit secara perlahan, berpikir tentang apa yang sesungguhnya terjadi dengan
negara tercinta ini. Merancang gerak
langkah untuk bisa membebaskan negara ini dari penguasa tirani. Inilah perjuangan,
yang tak lepas dari pengorbanan. Mulai dari bekerja untuk memperoleh dana,
berjalan tanpa lelah untuk mencari dukungan, berkeliling tanpa rasa malu untuk
berbagi selebaran.
Mungkin banyak yang berbisik melihat jejak langkahnya hanya berlalu lalang, padahal di pundaknya terletak sebuah amanah yang dipikulnya dengan tertatih. Berjuang menggerakkan massa menumpahkan tiang-tiang kedholiman dengan semangat tiada henti hingga titik darah penghabisan.
Disanalah jiwa raganya berguling, rela mengorbankan diri seutuhnya untuk meneruskan perjuangan Sang Rasul. Kehidupan itu membebaskan untuk memilih, antara yang haq dan yang bathil. Ketika memantabkan segenap hati memilih jalan ini, maka komitmen lah yang akan ditagih. Tidak hanya sekedar lihai dalam berucap, namun kontribusi dan kepeduliaan sesama yang harus ditunjukkan. Gerbang jalan itu masih terbuka lebar, apakah akan benar-benar masuk ataukah hanya mengintai saja. Itu adalah sebuah pilihan. Kawan, sudah nampak jelas mana jalan yang akan membawamu menuju makna hidup yang sebenarnya. Mungkin dari kejauhan akan nampak semu, namun mendekatlah, pasti engkau akan merasakan gelombang angin yang akan membawamu pada kisah hidup yang sesungguhnya.
Hingga pada suatu ketika, engkau berhasil membebaskan negara ini dari genggaman zionis, berhasil menegakkan kalimat ALLAH dan menegakkan islam sebagai sebuah pedoman yang mengatur tatanan kehidupan. Tak ada yang nampak sia-sia jika seua ini kita serahkan kepada Sang Pencipta, karena jual beli yang tak ada ruginya hanyalah dengan ALLAH semata.
Mungkin banyak yang berbisik melihat jejak langkahnya hanya berlalu lalang, padahal di pundaknya terletak sebuah amanah yang dipikulnya dengan tertatih. Berjuang menggerakkan massa menumpahkan tiang-tiang kedholiman dengan semangat tiada henti hingga titik darah penghabisan.
Disanalah jiwa raganya berguling, rela mengorbankan diri seutuhnya untuk meneruskan perjuangan Sang Rasul. Kehidupan itu membebaskan untuk memilih, antara yang haq dan yang bathil. Ketika memantabkan segenap hati memilih jalan ini, maka komitmen lah yang akan ditagih. Tidak hanya sekedar lihai dalam berucap, namun kontribusi dan kepeduliaan sesama yang harus ditunjukkan. Gerbang jalan itu masih terbuka lebar, apakah akan benar-benar masuk ataukah hanya mengintai saja. Itu adalah sebuah pilihan. Kawan, sudah nampak jelas mana jalan yang akan membawamu menuju makna hidup yang sebenarnya. Mungkin dari kejauhan akan nampak semu, namun mendekatlah, pasti engkau akan merasakan gelombang angin yang akan membawamu pada kisah hidup yang sesungguhnya.
Hingga pada suatu ketika, engkau berhasil membebaskan negara ini dari genggaman zionis, berhasil menegakkan kalimat ALLAH dan menegakkan islam sebagai sebuah pedoman yang mengatur tatanan kehidupan. Tak ada yang nampak sia-sia jika seua ini kita serahkan kepada Sang Pencipta, karena jual beli yang tak ada ruginya hanyalah dengan ALLAH semata.