Setiap rel akan selalu menjadi saksi sejarah

Terhadap kereta kehidupan yang melintas di atasnya

Selasa, 24 April 2012

Langkah Kecil itu


Berawal dari sebuah kegalauan, melihat keadaan tanah kelahirannya diselimuti asap penderitaan. Melirik kesana begitu banyak oknum pemerintah yang memainkan uang demi mempertebal kantongnya, melirik kesini tampak jelas rakyat miskin yang membuat hidup di bawah kolong jembatan. Begitu miris cuaca hidup ini, “apa yang sudah kita lakukan untuk negara ini?”,hati yang bergumam. Apalagi jika melihat anak-anak kecil yang seharusnya duduk manis memperhatikan sang guru namun itu mungkin sebuah mimpi bagi mereka yang sungguh akan mereka wujudkan.
            Mulailah bangkit secara perlahan, berpikir tentang apa yang sesungguhnya terjadi dengan negara tercinta ini. Merancang  gerak langkah untuk bisa membebaskan negara ini dari penguasa tirani. Inilah perjuangan, yang tak lepas dari pengorbanan. Mulai dari bekerja untuk memperoleh dana, berjalan tanpa lelah untuk mencari dukungan, berkeliling tanpa rasa malu untuk berbagi selebaran.

            Mungkin banyak yang berbisik melihat jejak langkahnya hanya berlalu lalang, padahal di pundaknya terletak sebuah amanah yang dipikulnya dengan tertatih. Berjuang menggerakkan massa menumpahkan tiang-tiang kedholiman dengan semangat tiada henti hingga titik darah penghabisan.

            Disanalah jiwa raganya berguling, rela mengorbankan diri seutuhnya untuk meneruskan perjuangan Sang Rasul. Kehidupan itu membebaskan untuk memilih, antara yang haq dan yang bathil. Ketika memantabkan segenap hati memilih jalan ini, maka komitmen lah yang akan ditagih. Tidak hanya sekedar lihai dalam berucap, namun kontribusi dan kepeduliaan sesama yang harus ditunjukkan. Gerbang jalan itu masih terbuka lebar, apakah akan benar-benar masuk ataukah hanya mengintai saja. Itu adalah sebuah pilihan. Kawan, sudah nampak jelas mana jalan yang akan membawamu menuju makna hidup yang sebenarnya. Mungkin dari kejauhan akan nampak semu, namun mendekatlah, pasti engkau akan merasakan gelombang angin yang akan membawamu pada kisah hidup yang sesungguhnya.

            Hingga pada suatu ketika, engkau berhasil membebaskan negara ini dari genggaman zionis, berhasil menegakkan kalimat ALLAH dan menegakkan islam sebagai sebuah pedoman yang mengatur tatanan kehidupan. Tak ada yang nampak sia-sia jika seua ini kita serahkan kepada Sang Pencipta, karena jual beli yang tak ada ruginya hanyalah dengan ALLAH semata.

Tentang Ukhuwah


Ukhuwah,,
Sebuah kata yang mungkin banyak orang mengatakan cukup simple dan mudah, namun tidak begitu denganku. Ukhuwah itu sungguh mahal, perlu pendakian dengan jarak yang jauh untuk menemukan ukhuwah yang sebenarnya.
Ukhuwah,,
Tidak hanya sekedar menyapa ketika bertemu, tidak hanya sekedar mengirim jarkom taujih ataupun agenda dan tidak hanya sekedar pinjam-meminjam barang. Begitu sulit diungkapkan, namun pastinya akan begitu nikmat jika sudah menemukan dan merasakannya.
Waktu kan terus berputar, sembari mengerjakan tanggung jawab yang diberikan maka seiring itu pula bergulat dengan ukhuwah. Bersyukur pada Rabb-ku, berada di perantauan nan jauh dari tanah asal hingga akhirnya menemukan peradaban baru dengan berbagai karakter yang lebih beragam. Bermula dari bundaran-bundaran kecil kemudian bersama menopang amanah dakwah hingga berada dalam suatu wadah untuk berjuang  demi tegaknya kalimatullah.
Berusaha  memanajemen diri untuk bisa beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, senyumnya yang begitu manis, tawanya yang menyejukkan dan sentuhan tangannya yang membuat kehangatan...
Aku rindu itu,,
Memulai belajar bersama orang yang tidak pernah mempunyai ikatan darah, begitu bisa menutupi hati yang sesak kala rindu halaman rumah. Selama berproses menjadi sosok yang lebih dewasa, selama itu pula gesekan-gesekan itu mulai ada. Sulit bagiku menangkap pesan-pesan yang mereka sampaikan. Entah mengapa aku merasa mereka mulai menjauh dariku, orang-orang yang begitu aku mencintainya bahkan melebihi diriku sendiri mulai menghilang dari pandangan mata yang tampak kabur ini. Adakah jarak yang membentang yang membuat ikatan tali ini mulai kendur, atau hanya karena perbedaan-perbedaan yang muncul ke permukaan yang menyebabkan tidak adanya toleransi hati untuk saudaramu ini. Ataukah ketidaknyamanan yang mulai mereka rasakan dengan suasana yang memanas ini.
Begitu banyak pertanyaan yang timbul dalam benak ini, dan betapa inginnya hati ini mendapat jawaban dari hati-hati yang mulai membisu.
Ukhuwah,,
Benar-benar mudah lidah mngucapkan, tapi betapa berat hati merasakan.
Hanya masalah klasik yang menghambat kerja, sudahlah..
Aku tahu tentunya mereka lebih memahami dan aku tahu hidup itu pilihan serta setiap pilihan itu adalah proses untuk menentukan kehidupan yang diingini..